Friday, December 28, 2012

Kesan Pertama Pada Kaidah Reiki

Bulan puasa, Ramadhan 1433 H, 2012. Saat itu saya sedang sendirian di rumah. Tidak ada aktifitas penting selain menunggu jadwal masuk studio recording sore harinya. Tiba-tiba saya teringat harus mem-back-up nomor-nomor telepon dalam handphone ke dalam laptop, saat menyusuri nomor-nomor telepon itulah saya mendapat ide untuk menyapa seorang guru honorer semasa sekolah di SMU 1 Negeri Cimahi dulu.

Saya bertanya kegiatan beliau, jawabannya bikin saya penasaran, katanya beliau masih mengajar, sering diundang jadi MC acara kawinan dan ngobatin orang. Ngobatin orang? Beliau lalu meneruskan bahwa beliau mengunakan metoda terapi dengan kaidah reiki, energi penyembuhan alami. Kemudian beliau bertanya pada saya apakah saya ingin mencoba diterapi karena saya punya potensi kena diabetes!
Tentu saya tidak begitu saja percaya, bagaimana beliau tahu saya punya potensi bermasalah dengan diabetes? Kami hanya saling berkirim pesan singkat dan kami tidak saling memberi tahu posisi kami di mana. Karena penasaran, saya kembali bertanya kapan saya bisa bertemu beliau untuk saya bisa diterapi (dengan hati yang tidak sepenuhnya yakin), tapi kemudian jawaban beliau bikin saya makin heran, katanya tidak usah ketemu juga tidak apa-apa karena beliau bisa menerapi dari jarak jauh, saya hanya perlu duduk rileks, melepaskan aksesoris yang terbuat dari logam, dan melepas alas kaki serta fokus, boleh memejamkan mata kalau perlu.
Masih dengan rasa heran tapi penasaran, saya manut saja. Saya ikuti saja. Padahal dalam kepala saya masih memikirkan apa yang akan beliau lakukan pada saya.

"Terapi dimulai", begitu pesan singkat beliau begitu saya katakan saya sudah siap diterapi.

AJAIB! Belum sampai satu menit setelah saya fokus sambil memejamkan mata, dalam perut saya terasa ada yang tickling, bikin geli bahkan sampai saya merasa mual! Serius, saya justru ingin ketawa saat itu, lebih karena heran, kok bisa, ya? Saya biarkan apa yang saya alami itu berlangsung beberapa menit, dan keanehan lain terjadi.
Tidak sekalipun saat saya chit-chat dengan beliau memberitahu kalau saya sedang sakit gigi, tiba-tiba pada rahang kiri bawah saya serasa ada pijatan-pijatan lembut menjalar mulai dari pangkal rahang menuju ke arah gusi depan.

Setelah sesi terapi yang mendebarkan itu selesai, saya terus bertanya: "What have you done to me?" Beliau menjelaskan secara singkat, sesuatu yang baru saya dengar dan hampir tidak mengerti, "Kita harus ketemu, Pak!" kata saya. Kemudian keesokan harinya kami bertemu, dan saya belajar kaidah reiki yang ajaib itu.

Beberapa minggu setelah terapi jarak jauh itu, seingat saya, sampai saat blog ini published, saya tidak pernah sakit gigi lagi!

No comments:

Post a Comment