Wednesday, January 9, 2013

Private Reiki Attunement

Akhirnya saya menemui guru saya yang sudah belasan tahun tidak bertemu itu. Hari itu saya memang menyempatkan diri untuk menemui beliau di kawasan Cibiru, Bandung. Saat itu sedang Bulan Ramadhan 1433 H. Setelah menemukan alamatnya, sebuah rumah tinggal, saya diminta menunggu. Saat itu saya melihat guru semasa SMU itu sedang melakukan gerakan-gerakan yang kemudian saya tahu itu adalah gerakan master reiki yang sedang melakukan attunement (saya kurang tahu jelas bagaimana mengejanya, mungkin asal katanya: tune; tuning), yakni proses pengaktifan cakra seseorang untuk bisa menerima dan menyalurkan energi alam semesta untuk dirinya maupun untuk sesuatu dan atau orang lain.

AURA. Kali pertama memasuki rumah tempat kami berjanji-temu, saya merasakan satu hal yang tidak akan saya sebut sebagai perasaan "ganjil" tapi saya lebih memilih kata "menenangkan". Seperti ada sesuatu yang menyelimuti saya dan itu membuat saya nyaman. Anda boleh menyebutkan saya terlalu berlebihan, tapi memang itu yang saya rasakan pada saat itu. Sampai akhirnya tiba giliran saya untuk attunement, jiwa saya bergetar tapi bukan untuk sesuatu yang menakutkan, melainkan ada perasaan suka cita karena sepertinya jalan menuju tercapainya salah satu cita-cita saya semakin terbuka.

Orang yang baru  saja selesai attunement pun berpamitan, sambil melangkah ke arah pintu keluar, bapak berumur sekitar limapuluh tahunan itu menyapa saya, kami bersalaman dan berbincang sedikit, "Saya dari Yogyakarta, jauh-jauh ke Bandung hanya untuk ketemu dia", katanya sambil menunjuk guru saya, "hebat! Dan sibuk, susah mau ketemu dia ni", sambungnya sambil melangkah keluar rumah.

WASKITA REIKI. Maka guru saya menjelaskan semua yang menjadi pertanyaan saya, mengapa beliau bisa melakukan terapi jarak jauh (distance-healing), beliau juga menerangkan bahwa aktifitas beliau dalam menerapi dinaungi Yayasan Waskita Reiki, sebuah yayasan yang melulu membahas pengembangan terapi penyembuhan alami dengan menggunakan kaidah reiki.

INISIASI. Duduk dengan punggung tegak tanpa memaksakan diri, rileks, kedua telapak tangan terbuka di atas paha, meniatkan diri untuk menerima attunement (inisiasi; initiation), berusaha untuk tidak melakukan usaha apapun selain bertenang. Saya sendiri memejamkan mata sambil berdoa. Attunement, dimulai.

Terjadi sesuatu, ada rasa hangat yang menjalar mulai dari kepala, pundak, dada dan punggung saya, sampai di kedua kaki saya, bahkan ujung-ujung jari saya sedikit kesemutan. Tak sampai limabelas menit, inisiasi selesai. Setelahnya saya diberi pelajaran self-healing, sebuah upaya penyembuhan diri sendiri.

AJAIB. Self-healing menggunakan telapak tangan yang ditempelkan pada bagian-bagian tubuh yang urutannya sudah ditentukan. Ada delapanbelas titik di tubuh yang akan menjadi menu utama bagi setiap praktisi reiki. Saya langsung praktik. Ajaib! Dari kedua telapak tangan saya seperti keluar hawa hangat saat saya tempelkan kedua telapak tangan saya ke mata, wajah, telinga, kepala, leher, pundak, dada sampai akhirnya telapak kaki! Wajar bila suatu hari nanti Anda belajar reiki akan merasakan emosi yang seketika dipenuhi energi suka cita. Saya sendiri menyebutkan bahwa sebagian cita-cita saya akan terpenuhi, yakni bisa menyembuhkan banyak orang sakit.

Dalam perjalanan pulang, saya mengambil kesimpulan mengapa rumah itu begitu menenangkan saya ketika saya memasukinya. Rumah itu mengeluarkan aura yang sehat, memancarkan energi positif yang bisa menyehatkan bagi siapa saja yang memasukinya. Semoga benar begitu dan semoga selalu begitu.

No comments:

Post a Comment