Wednesday, February 6, 2013

Hey, Honey, Hani!


Hani adalah kakak, sahabat, kadang menjadi guru dengan cara yang tidak menggurui, kawan chit-chat yang ampuh untuk mengusir penat dan bosan, lembut dan bersahaja, kemampuan berbahasa Inggeris-nya sangat bagus, selalu melihat sesuatu dari sisi yang berbeda, berfikir positif. Salah satu yang membuatnya nampak cantik adalah tahi lalat di pipi dalam sebelah kanan dan di bawah bibir kanan. Dia mengakui wajahnya tidak simetrik dan kalau cermat ada dua noktah (tanda?) di setiap sudut bawah bibirnya, entah apa namanya, saya anggap itu sebagai tanda lahir saja. Tidak mengurangi pencitraannya sebagai wanita dewasa yang cantik.
Image
Hani dan Buah Hati: Megat Andhar
Saya, selalu (mimpi) menempatkan dirinya sebagai “kekasih”. Kami telah berkawan lama, tapi pertemuan kami bisa dihitung dengan lima jari. Seperti saat kami kali pertama bertemu sampai sekarang Hani masih bekerja di sebuah perusahaan radio swasta terkemuka di Malaysia. Jadi meskipun kami tidak bertemu atau berkirim kabar melalui surel atau SMS, ada lagu yang diputar, dia akan tahu itu lagu saya (oh, betapa narcism-nya aku!). Saya buatkan lagu khas untuk Hani. judulnya: "HEY, HONEY, HANI!" Lagu ini akan berada dalam satu album bersama "SESAL MENDUA" dan "DIA LYDIA" persembahan Klangit Band.











Hey, Honey, Hani!
Composed by Panji

Telah lama aku cari yang mampu teduhkan hati
Kau tahu ku tak muda lagi, smoga belum terlambat

Lalu aku fikir dia, dialah sahabat lama
Kami pernah saling suka, sayang dulu tak sempat

Ungkapkan perasaan, hingga jarak pisahkan aku dan dia padahal cinta
Tiba-tiba ketemu dan tanpa ragu-ragu ku katakan bahwa aku mau

(Hey) Honey, Hani, menikahlah denganku
Aku cinta kamu sedari dulu
Honey, Hani, jadilah kau denganku
tak kan lagi jarak pisahkan kau dan aku
saling persunting kekurangan kita
(arungi bahtera sepenuh cinta)








Waktu kami bertemu di Bandung, kami banyak berbincang-bincang, mulai dari masalah yang lucu sampai pada kisah yang mengharu-biru. Di sela percakapan kami ada beberapa pertanyaannya tentang pekerjaan yang resmi saya gauli sejak 2005. Berikut petikannya:
Hani (HN): Bahagian mana yang awak paling enjoy, saat mencari atau mendapat idea menggubah lagu, atau selama merecod dalam studio, atau saat menyaksikan atau mendengarkan lagu awak dinyanyikan orang penyanyinya?
Panji (PS): Saya sangat menikmati pekerjaan saya, moodnya kadang berbeda dalam setiap prosesnya, yang paling membuat saya lebih “enjoy” mungkin ketika lagu itu selesai diproduksi. Terlebih kalau lagu itu rilis ke pasaran dan banyak radio yang memutarkannya karena banyaknya permintaan, tentu akan membuat saya merasa diterima.
HN: Saat membuat lagu, apakah Panji punya jangkaan atau expectation untuk lagu itu jadi hit dan popular?
PS: Beberapa lagu iya, lebih banyak tidak. Dulu saya punya keyakinan pada lagu “Sayang-sayang”(Aliff Aziz) dan “Lelaki Seperti Aku” (Alif Satar), itu saja. Sisanya seperti: “Kalau Cinta” (Duet: Aliff & Joanna) atau “Sesal Mendua” (Klangit), bahkan “8 Hari Seminggu” (Syuga), saya tidak menyangka lagu itu bisa diterima dengan baik. Saya percaya, di samping karya yang dirilis, promotion team dengan rencana promosi yang bagus tentu akan membuat artisnya jadi makin terkenal.
HN: Atau lebih senang compose utk penuhi citarasa, mood, keperluan diri sendiri?
PS: Itu penting bagi saya. Dalam setiap karya saya selalu berusaha memenuhinya dengan “ke-aku-an” saya. Saya bekerja, menghasilkan produk (musik dan lagu) untuk dikonsumsi khalayak, maka saya membuat karya yang mereka sukai atau setidaknya berharap mereka akan menyukainya. Tapi selain itu saya juga berkarya untuk memenuhi keperluan saya akan citarasa yang lebih tinggi dalam penilaian pribadi saya. Hasilnya adalah karya-karya dengan kemasan dan isi yang cenderung lebih “berat”. Karya-karya yang sulit laku tapi saya kerjakan juga demi “hasrat” itu. Ada juga beberapa karya yang saya buat dengan memusikalisasi puisi karya kawan-kawan saya.
HN: Apa yang selalu motivate awak untuk buat karya?
PS: Jika Anda menyebut diri Anda bekerja sebagai penulis lagu, maka Anda harus senantiasa bergairah untuk berkarya. Motifasi bisa datang dari mana saja, ia ada di sekitar Anda. Tapi paling essential motifasi saya dalam berkarya adalah keinginan untuk saling berbagi. Saya berkarya kemudian ada yang mengkritisi, itu sangat menyenangkan. Selebihnya adalah ekspresi dan memperkenalkan gaya ungkap saya pada sebuah tema lagu kepada khalayak. Diapresiasi kemudian dikritik, berdialog, sungguh itu adalah pengalaman yang menyenangkan dan mendebarkan.

No comments:

Post a Comment