Wednesday, February 6, 2013

Sekilas Tentang Penulisan Lagu (Re-write dialogue: Ratu Masrana & Panji)


Ratu bersama suaminya Mas Ardi
Sebuah petikan obrolan melalui email antara saya dan Ratu Masrana. Bersama suaminya, Ratu tinggal di Jakarta, ia adalah seorang guru les private untuk berbagai mata pelajaran SD, SMP, SMU, bahkan tidak jarang ia diminta membantu penulisan makalah rekan-rekannya yang kuliah S2.
Saya menyukai pertanyaan-pertanyaan dalam dialog ini. Bagi Saya, Ratu Masrana adalah seorang sahabat yang cerdas, dirindui banyak teman, dan mampu menjadi sahabat siapapun. Baginya menulis adalah therapy, candu, tiada hari tanpa menuliskan sesuatu, tidak harus penting, yang penting: menulis.
Dialog ini Saya dedikasikan terutama untuk Jhon Bey dan murid-muridnya juga pada siapapun yang senang berkarya melalui musik, lirik dan lagu sebagai media berekspresi.
RM: Sudah berapa lama jadi penulis lagu?
PS: Secara resmi menulis lagu di bawah naungan publisher tahun 2005, sedangkan proses kreatif menulis lagu sudah saya mulai sejak 1994, jadi lebih kurang sudah 16 tahun.
RM: Bagaimana awal-awal pertama kali membuat lagu?
PS: Awal proses kreatif saya mulai dengan menggubah kata-kata pada tenda reklame penjual bakso, di situ tertulis: Bakso Daging Sapi, Es Campur Alpukat, Cabang Padalarang, Margana Tanah Abang. Tulisan itu saya lagukan dalam nada etnik jawa, waktu itu saya masih kelas 4 SD. Lalu di akhir SMU bikin grup akapela besama Joeniar Arief, Bowo Soulmate, Dendi, Harry Martin, karena sering nyanyi jadi pengen bikin lagu sendiri, tapi pada masa itu tak satupun lagu saya selesaikan. Masuk jurusan seni rupa, masih coba bikin lagu atau memusikalisasi puisi karya kawan-kawan Sastra Indonesia dan jurusan Bahasa Inggris. Lagu pop yang pertama yang saya selesaikan judulnya: "Etapa", sejak itu saya mulai menyelesaikan lagu-lagu saya meski belum bisa dikatakan produktif.
RM: Berapa banyak lagu yang sudah ditulis? Sudah publish semua?
PS:  Jumlahnya saya tidak tahu, tidak banyak, yang jelas tidak lebih dari 70. Yang sudah dipublikasikan ada 26 lagu, 18 lagu oleh KRU Studio Sdn. Bhd. Malaysia, 8 lagu oleh Sony ATV Publishing. Dan untuk tahun ini (2010) ada 5 lagu akan dipublikasikan di Indonesia.
RM: Lagu apa yang paling berkesan? Kenapa? Sumber idenya dari mana?
PS: Hampir semua lagu berkesan. Salah satu yang berjudul: "Dialah Aku", saya buat kurang dari 1 jam, saya buat di Malaysia, alhasil lagu itu malah jadi judul album band Syuga, jadi single dan jadi soundtrack film Cicakman (KRU Films). Sumber idenya dari sinopsis film itu.
RM: Genre lagu atau musik apa biasanya yang ditulis?
PS: Umumnya pop.
RM: Bagaimana Anda memandang profesi sebagai penulis lagu?
PS:  Tergantung orientasinya, ada orang yang menulis lagu untuk kepuasan pribadi atau kebutuhan institusi, atau mau menggantungkan hidupnya sebagai komposer, ada juga yang kedua hal tadi terkait atau dikait-kaitkan .. hehe ... kalau kamu penulis lagu yang merasa lagumu bagus, tapi kamu tidak coba mem-publish lagumu, saya fikir kalau seperti itu silakan saja dengarkan lagumu sendiri di kamar. Ada banyak penulis lagu yang merasa lagunya bagus, tapi kurang ada kemauan untuk mendapat "lebih" dari kemampuannya itu. Selain kepuasan berekspresi penulis lagu juga bisa mendapat keuntungan finansial, setidaknya dia bisa memperdengarkan lagunya dalam sebuah konser.
RM: Bagaimana menurut Anda kiprah para penulis lagu di Indonesia?
PS: Penulis lagu di Indonesia hebat-hebat. Mulai dari penulis lagu tradisi sampai lagu-lagunya yang sering muncul di televisi. Lagu daerah kita laku di dalam dan luar negeri. Ahmad Dhani dengan menulis lagu dan menyanyi bisa membangun "republik"-nya sendiri, lagu "Shepia"-nya Sheila On 7 pernah di adaptasi ke bahasa Mandarin, lagu Naff juga, lagu band Nidji jadi OST Serial Hero, /rif pernah masuk dalam album OST Spiderman, lagu Mbah Surip yang sederhana menghasilkan banyak rekor penjualan, dan masih banyak lagi ... wah, penulis lagu di Indonesia hebat-hebat deh.
RM: Negara mana yang memiliki penulis lagu paling banyak dan produktif?
PS: Negara dengan penulis lagu terbanyak, saya tidak pernah mencarinya, karena saya yakin Indonesia punya penulis lagu terbanyak, banyak provinsi, banyak lagu daerah, kalau dihitung bisa bikin lemes. Harus ada tim khusus untuk mendatanya.
RM: Bagaimana proses menulis sebuah lagu?
PS: Menulis lagu yang bagaimana dulu? Lagu yang harus populer atau hanya untuk bersenang-senang atau lagu yang hanya untuk jadi elemen estetis sebuah pertunjukan: film, teater, pembacaan puisi, dan sebagainya? Membuat lagu bisa lirik dulu lalu lagu, atau lagu dulu baru musik, atau bersamaan, atau musik dulu baru lagu atau lirik. Semuanya saya lakukan, saya tidak pernah punya pegangan dalam menulis lagu yang harus begini-begitu, semua hadir saat saya berfikir bahwa lagu itu harus diselesaikan. Intinya, buatlah sesuatu dari apa yang kamu fikirkan barusan, hehe ...
RM: Insprirasi, dari mana datangnya?
PS:  Inspirasi bisa di dapat dari manapun. Banyak penulis lagu yang menunggu mood untuk menulis lagu, bagi saya sah-sah saja, tapi menurut hemat saya, mood itu harus dikejar. Beberapa melodi lagu, lirik atau tema lagu saya dapatkan saat sedang berkumpul dengan teman-teman, mengendarai motor atau nongkrong di toilet.
RM: Bagaimana rasanya bila lagu yang ditulis diterima masyarakat?
PS: Senang. Saat kamu ada dalam sebuah konser lalu penonton mengikuti apa yang kamu nyanyikan tentu kamu akan merasa sangat diterima, atau saat orang membuat testimonial bahwa ia menyukai lagumu tentulah kamu akan sangat senang.
RM: Apakah mudah mencari penyanyi yang tepat untuk lagu yang Anda tulis? Bagaimana prosesnya?
PS: Saya belum sampai pada tingkat "mencari penyanyi" yang tepat untuk menyanyikan lagu-lagu saya, saya hanya menulis lagu-lagu. Begitu ada publisher yang tertarik mereka menghubungi saya.
RM: Setelah Anda menulis lagu, lalu apa yang Anda lakukan?
PS: Membuat teh manis atau minum air putih dalam gelas besar. Setelahnya membuat demo minimalis, lalu mempresentasikan lagu tersebut pada publisher.
RM: Bagaimana mempublikasikan lagu yang anda tulis
PS: Dulu sih sambil nongkrong bersama teman-teman, saya keukeuh dengan lagu-lagu saya, sampai akhirnya mereka ketularan. Sekarang seringnya duduk depan pc, mempublikasikan lagu-lagu melalui internet.
RM: Apakah Anda menikmati profesi ini? Mengapa?
PS: Ya, tentu saya menikmati profesi ini, hidup itu kan nikmat, bisa makan dan ada kepuasan saat karya saya diapresiasi banyak orang.
RM: Apakah Anda pernah mengalami kemandekan dalam menulis lagu? Apa yang Anda lakukan?
PS: Kemandekan dalam menulis lagu sering saya alami. ada lagu yang sudah 4 tahun belum juga selesai. Ya, saya biarkan saja. Bikin lagu yang lain.
RM: Sering kita dengar sebuah lagu dijiplak dari lagu yang asli, bagaimana itu terjadi dan apa solusinya?
PS: Sebuah lagu dijiplak karena lagu itu bagus. Solusinya ya pendidikan pada masyarakat agar tidak lagi membiasakan diri jadi pencuri. Kalau lagu yang kamu buat itu mirip dengan lagu lain, asalkan tidak lebih dari 8 bar sih, sah-sah saja, saya pernah dengar ketentuan itu. Tapi itu menurut Undang-Undang Hak Cipta Tahun 1982, yang terbaru adalah Undang-Undang Hak Cipta Tahun 2002, yang meski belum 1 bar, kalau mirip banget ya akan di cap sebagai plagiat, tidak hanya musik, lirikpun termasuk di dalamnya. Saya akui saya pernah melakukan "pencurian" itu.
RM: Apakah seorang penulis lagu menerima royalty dari lagunya? Bagaimana?
PS: Ya, penulis lagu menerima royalty dari lagunya, mulai dari publisher, arranger sampai penulis lirik mendapatkan royalti dari lagu yang sudah dipublikasikan. Dalam sebuah lagu penulis syair mendapat prosentase paling besar. Prosesnya, bila kamu punya lagu yang sudah publish, daftarkan diri kamu dan lagu-lagu kamu pada badan yayasan atau asosiasi yang bergerak di bidang koleksi royalti. Saat lagumu sudah terdaftar, misalnya sebuah salon memutar lagumu, dikalikan luas salon, salon akan membayar pada yayasan yang menaungi kamu, lalu mereka mendistribusikannya ke rekening bankmu pada setiap tahunnya.

No comments:

Post a Comment