Wednesday, February 6, 2013

Syuga


Lagu "Dialah Aku" menjadi salah satu OST Cicakman, film produksi KRUFilms.Syuga tak lain dari versi, semacam cerita rakyat, sengaja dibikin multitafsir meskipun tafsirannya cenderung syur, tetapi juga berusaha ngepop. Anda mungkin ingat dengan foto-foto indah Ratnasari Dewi Soekarno atau Anda pernah baca bukunya Emmanuel Subangun, Syuga Derrida? Jadi, kurang lebih syuga artinya: keindahan yang piawai (untuk tidak menerjemahkannya dengan keindahan yang rumit). Cuman berlima, kami diam-diam berproses (atau bersepakat?) dengan waktu yang relatif singkat untuk mengoplos kepiawaian teks juga teknik bermain musik meskipun masih tergesa. Kami membangun tafsir, imaji, juga lambang menjadi totalitas ruang. Tetapi apapun (lah) konsep itu, musik pada akhirnya harus hadir dan bersaing. Syuga tidak berkelamin perempuan atau pun laki-laki yang masing-masing memiliki muatan kuat dan lemah secara biologis. Bolehlah dibayangkan seperti alam gaib di mana seorang Adam bisa bertemu dengan Hawa dalam ruang yang sangat pribadi, prinsipil, tragik, lirih, dramatik, penuh intrik, kelembutan, kemesraan, juga kekerasan dan darah, sampai mereka pun diam-diam merasa damai: “taman tamasya” yang mencipta lorong atau meminjam istilah Dee: “jaring laba-laba” bagi berbagai kemungkinan sehingga bukan hanya bisa dilihat, didengar, disentuh, tetapi juga diselami, dimaknai, dirasa, dicecap, dicium baunya, sampai terbawa mimpi (ketemu seorang peri). Demikianlah beberapa ilustrasi, analogi, tentang kami. Intinya, apa yang kami tawarkan kepada khalayak semoga menjadi petanda dan penanda estetika kami tentang Bahasa Buana akan hadirnya Yang Maha Indah, orang tua kami, keluarga, saudara-saudara sebangsa, setanah air dan serumpun, hingga kelak tak cuman dapat turut bersaing memperkaya belantara musik nasional pada khususnya dan internasional pada umumnya, tetapi juga bisa menjadi ibadah kami sehari-hari.
Syuga adalah saya (vokal), Rendy (dram), Puja (bassist), Denna dan Zakki (gitar). Mereka adalah sahabat-sahabat saya, mendengarkan banyak musik, membahasnya tapi tidak pernah benar-benar memainkannya. Sampai akhirnya tahun 2005, seorang kawan dekat yang dalam laptopnya berisi lagu-lagu saya, Rizky (Kiki), kuliah di sebuah universitas swasta Malaysia (Kuala Lumpur) memperdengarkan demo lagu-lagu saya pada label lokal Malaysia KRU Music Group (sekarang KRU Studio), mereka mau mencoba, bertemu di Bandung, menandatangani kontrak kerja, sampai akhirnya akhir 2006 album kami rilis di Malaysia.
Saya menulis 10 lagu dalam album Syuga. Hits kami berjudul "8 Hari Seminggu" dan "Dialah Aku". "Dialah Aku" menjadi judul album kami di Malaysia. Tahun 2008 label mencoba rilis di Indonesia dengan mengandeng Universal. Judul album berubah menjadi "8 Hari Seminggu".

Label Malaysia, artis Indonesia, upaya promosinya tidaklah mudah. Tahun 2009 kami berhenti dengan KRU. Saya percaya kami (KRU dan Syuga) telah bekerja keras, salah satu kendala adalah kami tinggal di Indonesia, membuat banyak peluang promo tidak bisa dilakoni.

Bagaimanapun, Syuga, KRU, mereka telah berjasa besar pada karir saya menjadi komposer. Akhir tahun 2009 saya bergabung dengan Sony ATV Publisher.

No comments:

Post a Comment